Senin, 11 Agustus 2014



HISTORIOGRAFI DAN MASUKNYA AGAMA HINDU-BUDHA KE INDONESIA

1)      Perkembangan Historiografi Indonesia sebelum dan sesudah kemerdekaan

 Historiografi Indonesia merupakan penulisan sejarah Indonesia yang menggunakan tata cara yang benar. Historiografi dapat digunakan untuk mengetahui tentang sudut pandang pada interpretasi penulis yang bekerja keras dalam penulisan sejarah. Dalam penulisannya terkadang sudut pandangnya juga berbeda.
2)      Sejarah Masuknya agama Hindu-Budha ke Indonesia
Hindia-Timur dan Hindia-Belanda mempunyai persamaan kebudayaan sehingga sama dinamakan Hindia. Awal abad Masehi, jalur perdagangan tidak lagi melewati jalur darat (jalur sutera) tetapi beralih ke jalur laut, sehingga secara tidak langsung melalui perdagangan Cina.
Dibawah ini beberapa hipotesis masuknya agama Hindhu ke Indonesia
1.        Hipotesis Ksatria, diutarakan oleh Prof. Dr. Ir. J.L. Moens berpendapat bahwa yang membawa agama Hindu ke Indonesia adalah kaum ksatria atau golongan prajurit, karena adanya kekacauan politik atau peperangan di India abad 4-5 M, maka prajurit yang telah kalah perang terdesak, dan menyingkir ke Indonesia.
2.        Hipotesis Waisya, diutarakan oleh Dr. N. J. Krom, berpendapat bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh kaum pedagang yang datang untuk berdagang ke Indonesia, bahkan diduga ada yang menetap karena menikah dengan orang Indonesia.
3.        Hipotesis Brahmana, diutarakan oleh J.C. Vanleur, berpendapat bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh kaum brahmana karena hanyalah kaum Brahmana yang berhak mempelajari dan mengerti isi kitab suci Weda. Kedatangan kaum brahmana tersebut diduga karena undangan penguasa atau kepala suku di Indonesia atau sengaja datang untuk menyebarkan agama Hindu ke Indonesia.

Pada dasarnya ketiga teori tersebut memiliki kelemahan tersendiri yaitu karena golongan Ksatria dan Waisya tidak menguasai Bahasa Sansekerta. Sedangkan Bahasa Sansekerta adalah bahasa sastra yang tinggi yang dipakai dalam kitab suci Weda. Dan golongan Brahmana walaupun menguasai Bahasa Sansekerta tetapi menurut kepercayaan Hindu kolot tidak boleh menyebrangi laut.
3)      Ken Arok Sebagai Pendiri Dinasti Rajasa
Terdapat sejumlah sumber yang menceritakan atau mengisahkan Ken Arok yang masing-masing mempunyai versi yang berbeda
1.        Pararaton
Para     raton (katuturanira Ken Arok) tidak jelas penulisnya. Kemungkinan-kemungkinan besar kitab ini ditulis pada masa akhir Majapahit. JIA Brandes mempelajari tiga buah naskah pararaton dan diterbitkan tahun 1896 dengan judul Pararton (Ken Arok) of the het boek der koningen van tumapel en van Majapahit. Terjemahan dalam Bahasa Indonesia  dilakukan oleh Pitono H. Tahun 1953. Secara historis data yang disampaikan oleh Pararaton benar akan tetapi detailnya (nama  tokoh, tempat dan tahun ) tidak tepat. Mungkin penggubah pararaton tidak menggunakan sumber sejarah
2.        Negarakretagama
Negarakretagama merupakan sebuah kakawin yang kaya informasi. Naskah ini ditemukan di Lombok (Puri Cakranegara) tahun 1894 dan telah diteliti oleh Brandes, H Kern,  N.J Krom, Berg, Bosch dan Poerbatjaraka. Naskah serupa juga ditemukan di Klungkung dan Karangasem (Bali) pada tahun 1978  yang kemudian diteliti oleh Robson dan diterbitkan di Leiden tahun 1995. Nama  asli kakawin ini Desawarnana, sedangkan Negarakretagama diambil dari kolofon naskah. Kemungkinan besar kakawin Negarakretagama digubah pada 1365 M. Dalam Desawarnana 17:9  nama Prapanca  merupakan nama samaran.  Dalam sebuah bait dituliskan bahwa ia merupakan seorang pujangga yang menggantikan ayahnya sebagai dharmadyaksa ring kasogatan (agama Budha) di Majapahit. Prasasti Canggu (1358 M) dan Prasasti Sekar tertulis nama Dhang Acarya Nadendra sebagai dharmadyaksa ring kasogatan. Kemungkinan inilah nama asli Mpu Prapanca sedangkan nama ayahnya Dhang Acarya Kanakamuni. (Hadi Sidomulyo, 2007: 4, Slamet Mulyono, 2006: 348)
3.        Rajawangsa
Pararaton ini mengisahkan bahwa Ken Arok dilahirkan oleh Ni Ndok (bersuamikan Gajahpara) dari desa Pangkur (Malang). Pada dasarnya ia merupakan anak dari dewa Brahma yang mendatangi Ni Ndok di ladang Lalateng. Negarakretagama tidak menjelaskan siapa ayah dan ibu Ke Arok. Dituliskan ia dilahirkan 1182 M dan dibesarkan di sebelah timur Gunung Kawi.  Ken Arok kemungkinan besar nama samaran (dalam bahasa Jawa Kuno berarti anak yang nakal). Prasarti Mulamalurung (1255 M) menyatakan bahwa pendiri Kerajaan Tumapel bergelar Bhatara Siwa. Ia merupakan kakek dari Mapanji Seminingrat alias Jayawisnuwardhana.
Dari ketiga sumber sejarah disimpulkan pendiri dinasti Rajasa (yang berkuasa di Singasari dan Majapahit) adalah Ken Arok/Bhatara Siwa/Rajasa, seorang anak desa di Malang Selatan yang mengalahkan Prabu Kertajaya pada tahun 1222 M. Pararaton menyediakan  legitimasi bagi Ken Arok dengan mitologi Hinduisme: anak dewa, mempunyai Praba, beristrikan seorang Nareswari, dan lain-lain.
·         Asal usul keberadaan Ken Arok
-          Putra Gajah Para dari desa Campara (Bacem, Sutojayan, Blitar) dengan seorang wanita desa Pangkur (Jiwut, Nglegok, Blitar) bernama Ken Ndok.
-          Diasuh oleh pencuri bernama Lembong kemudian Bango Samparan. Ken Arok bertemu seorang brahmana dari India bernama Lohgawe, yang datang ke tanah Jawa mencari titisan Wisnu.

·         SINGASARI
Prasasti Wuware (1289) dan Prasasti Singasari (1351) menyebut Wisnuwardhana dan Kerta-negara sebagai pendiri Singasari. Negarakretagama dan Pararaton menyebut Ranggah Rasaja dan Rajasa sang Amurwabhuni sebagai nama abhiseka pendiri kerajaan Singasari. Prof. CC Berg “nama Abhiseka Rajasa hanyalah tipuan, rekaan penggubah Negarakretagama dan Pararaton. Prasasti Kertarajasa (1305) mengumumkan pendirian Rajasawangsa. Prasasti Calcutta (1041) Raja Airlangga menyebut Isanawangsa (Sri Isanawikramatunggadewa). Demikian juga Sailendrawangsa yang disebut dalam berbagai prasarti didirikan oleh Sailendra. Prasasti Mulamalurung menyebut pendiri Tumapel adalah Bhatara Siwa. Nama tersebut merupakan nama Almarhum. Jadi Bhatara Siwa semasa hidupnya bernama Rajasa.(Slamet Mulyono, 2006: 99)
Prasasti Mulamalurung
Ditemukan pada tahun 1975 di Kediri Jawa Timur berupa 10 buah lempeng tembaga. Prasasti berangka tahun 1177 S (1255 M) ini dikeluarkan oleh Nararyya Smining Rat (Wisnuwardhana) yang meresmikan pemberian tanah kepada abdi setianya (Pranaraja) di desa Mula dan Malurung yang berlaku surut sejak masa pemerintahan kakeknya  (Bhatara Siwa yang meninggal di bangku emas)
Urutan Raja
Prasasti Mulamalurung menuliskan urutan raja serta hubungannya dengan  Nararyya Smining Rat sebagai berikut:
-          Bhatara Siwa (Sri Rajasa/Ken Arok) (kakek)
-          Anusapati (ayah)
-          Ayah Nararyya Waning-hyun (paman sekaligus mertua)
-          Nararyya Gunging-bhaya (paman)
-          Nararyya Tohjaya (paman)
Daftar raja ini berbeda dengan urutan raja yang disampaikan oleh Pararaton, dimana ada tambahan nomor 3 dan 4. Jadi kesimpulannya Pararaton mempersingkat kisah rebutan kekuasaan di Singasari.(Hadi Sidomulyo, 2007)
Raja-raja Singasari
a.    Sri Rajasa Sang Amurwabhumi 1222-1227
b.    Anusapati 1227-1248 (Prasasti Maribong)
c.    Jaya Wisnuwardhana/Smining Rat 1248-1270 (Prasasti Mulamalurung)
d.   Sri Kretanegara 1270-1292 (Negarakretagama 43:5), pada masa pemerintahannya nama Tumapel diganti Singasari.
·         KEDIRI
Raja-raja Kediri
Menurut Prasasti Mulamalurung raja-raja di Kediri setelah 1222 adalah keturunan Sri Rajasa yaitu:
-       Bhatara Parameswara (Mahisa Wunga Teleng)
-       Guningbhaya (Agnibhaya)
-       Nararyya Tohjaya.
Dengan keterangan ini maka setelah membunuh Anusapati, Nararyya Tohjaya tidak menggantikan Anusapati sebagai raja di Tumapel, tetapi menggantikan Bhatara Parameswara sebagai raja di Kediri.
Keretakan Tumapel
Hadi Sidomulyo (2007) menyatakan perebutan kekuasaan di Tumapel pasca Anusapati sangat dahsyat, dibuktikan dengan jumlah raja yang berkuasa  3 orang raja. Slamet Mulyono (1983) setelah meninggalnya Sri Rajasa Bhatara Amurwabhumi Tumapel pecah menjadi dua: Kediri (dengan raja nomor 3, 4, 5 prasasti Mulamalurung) dan Jenggala dengan raja Nararyya Smining Rat yang kemudian berhasil mempersatukan kembali Jenggala dan Panjalu.
Sri Kretanegara
Meluaskan wilayah ke luar Jawa (Prasasti Amogapasa bertarikh 1286). Mengadakan perubahan besar-besaran dalam bidang administrasi. Sri Kretanegara mencopot Mpu Raganata, Arya Wiraraja, dan Wirakreti (Kidung Harsawijaya). Banyak pejabat yang kecewa sehingga menimbulkan kegelisahan diantara para punggawa Singasari. Tahun 1292 Jayakatwang raja Gelang-gelang menyerang Singasari.

4)      ISLAMISASI NUSANTARA
Kapan, siapa penyebarannya dan Negara perantara?
Ada 3 teori Islamisasi yang menjelaskan persoalan ini, yaitu teori Gujarat (pedagang India), teori Mekkah, dan teori  Persia.
1.        Teori Gujarat
Merupakan teori tertua yang menjelaskan tentang masuknya Islam di Nusantara. Dinamakan teori Gujarat karena bertolak dari pandangan yang mengatakan, bahwa Islam masuk ke Nusantara berasal dari Gujarat pada abad ke-13 M. Pelakunya adalah pedagang India Muslim. Snouck Hurgronjc diduga sebagai peletak dasar teori ini.


Alasan teori gujarat menjelaskan proses Islamisasi Nusantara adalah:
1)      Kurangnya fakta yang menjelaskan peranan bangsa Arab dalam proses islamisasi.
2)      Adanya hubungan dagang antara India-Nusantara yang telah lama terjalin. Inskripsio tertua tentang Islam yang terdapat di Sumatera yang menggambarkan hubungan Sumatera dan Gujarat.

2.        Teori Makkah
Teori ini dicetuskan oleh Hamka (orang Minang) dalam pidatonya pada Dies Natalis PTAIN ke-8 di Yogyakarta 1959. Adapun alasan pendukung teori ini adalah:
1)      Peranan bangsa Arab yang membawa Islam ke Indonesia yang membawa Islam ke Indonesia yang kemudian diikuti Persia dan Gujarat.
2)      Adanya mahzab syafi’i yang banyak berpengaruh di Indonesia.
3)      Adanya kekuatan politik partai hijriyah abad ke-7 yang berkembang di Indonesia.

3.        Teori Persia
Pencetusnya Hoesein Djajadiningrat, teori ini lebih menitikberatkan pada kebudayaan Islam di Nusantara mirip dengan yang ada di Persia.

5)      Asal-Usul Dinasti Mataram Islam
Perintis Kesultanan Mataram
Pendiri dari Mataram Islam adalah Raden Bondan Kejawan putra Bhre Kertabhumi (Majapahit). Tokoh utama Perintis Mataram adalah:  
     Ki Ageng Pamanahan, 
     Ki Juru Martani dan 
     Ki Ageng Panjawi
Mereka bertiga merupakan "Tiga Serangkai Mataram" atau "Three Musketeers from Mataram" Perintis Kesultanan Mataram

Adapun tokoh lain :
Bondan Kejawan, 
Ki Ageng Wonosobo, 
Ki Ageng Getas Pandawa, 
Nyai Ageng Ngerang dan Ki Ageng Ngerang, 
Ki Ageng Made Pandan, 
Ki Ageng Saba, 
Ki Ageng Pakringan, 
Ki Ageng Sela, 
Ki Ageng Enis
-  Dan keturunan masing-masing dari tokoh tersebut
Fakta Penguat Perintis Mataram
     Tokoh-tokoh perintis adalah keturunan ke 1 sampai dengan ke 6 raja Majapahit terakhir Bhre Kertabhumi yang bergelar Brawijaya V.
     Keturunan Silang/Campuran dari Walisongo beserta leluhurnya yang terhubung langsung kepada Imam Husain bin Ali bin Abu Thalib.
     Merupakan "Misi" para Seikh dan para Wali yang bertujuan "meng-Islamkan Tanah Jawa"  yang sistematis dan berkelanjutan dengan garis keturunan kerajaan.
Hubungan dengan Arya Panangsang
Sutawijaya (masih muda) ikut pasukan Ki Ageng Pamanahan dan Ki Ageng Panjawi menumpas Arya Panangsang pada 1549. Arya Panangsang tewas ditangan Sutawijaya. Ki Juru Martani  menyampaikan laporan palsu kepada Hadiwijaya bahwa Arya Penangsang mati dibunuh Ki Pamanahan dan Ki Penjawi, kemudian Ki Ageng Pamanahan dan Ki Ageng Panjawi mendapat hadiah tanah dari Hadiwijaya.

Cikal bakal Tanah Mataram
Hadiwijaya mendapat tanah Mataram dan Pati dan itu merupakan sebuah Hadiah. Ki Ageng Pamanahan memimpin Mataram yang masih berupa hutan lebat (Hutan Mentaok), Ki Ageng Penjawi memimpin Pati yang saat itu sudah berwujud kota. Sunan Prapen (cucu Sunan Giri)  mempunyai ramalan bahwa daerah Mataram akan berdiri sebuah kerajaan yang lebih besar dari pada Pajang . kemudian Hadiwijaya menunda pemberian hadiah Mataram pada tahun 1549, pada tahun 1556 Arya Panangsang tewas  . Keluarga Ki Ageng Pamanahan dan Ki Ageng Panjawi membangun Desa Mataram sebagai  desa Perdikan.
Dalam Babad Tanah Jawi
Ki Ageng Pamanahan waktu itu  minum air kelapa muda Ajaib yang diberikan oleh Ki Ageng Giring . Ki Ageng Pamanahan merupakan penguasa desa Mataram kemudian meninggal tahun 1575. Lalu digantikan putranya yang bernama Sutawijaya (raja Mataram Islam yang pertama) ia dijuluki Panembahan Senopati, yang artinya “Memberontak” Terhadap Pajang. Pada akhirnya Sutawijaya justru dianggap tidak tunduk lagi pada Pajang
Kemudian Hadiwijaya mengirim Ngabehi Wilamarta dan Ngabehi Wuragil, dan Pangeran Benawa (putra mahkota), Arya Pamalad (menantu yang menjadi adipati Tuban), dan Patih Mancanegara
Keponakan Sutawijaya dari Raden Pabelan dihukum mati menyusup ke keputren Tumenggung Mayang (ayah Pabelan) dijatuhi hukuman buang . Pajang X Mataram Hadiwijaya meninggal tahun 1582. Ia berwasiat supaya anak-anak dan menantunya jangan ada yang membenci Sutawijaya. Arya Pangiri {anak Sunan Prawoto (Demak) menantu Hadiwijaya} menjadi penguasa Pajang. Pangeran Benowo (anak Hadiwijaya) bersekutu dangan Sutawijaya. Pangeran Benowo menyerahkan pusaka Pajang ke Mataram
Pendirian Kerajaan Mataram
     Panembahan Senapati (Sutawijaya)
     putra sulung pasangan Ki Ageng Pamanahan dan Nyai Sabinah
     Ki Ageng Pamanahan > masih keterunan Brawijaya
     Nyai Sabinah > keturunan Sunan Giri > dan adik dari Ki Juru Martani
     Sutawijaya > anak angkat Hadiwijaya (Pajang)
     Nama lain Sutawijaya > Raden Ngabehi Loring Pasar
Raja-raja Mataram Islam
1.    Panembahan Senopati
2.    Prabu Hanyokrowati
3.    Sultan Agung Hanyokrokusumo
4.    Amangkurat I

6)      Kontroversi Tanam Paksa
·         Ciri-ciri Tanam Paksa
Ciri utama dari pelaksanaan sistem tanam paksa adalah keharusan bagi rakyat untuk membayar pajak dalam bentuk pajak in natura, yaitu dalam bentuk hasil-hasil pertanian mereka. Ketentuan-ketentuan sistem tanam paksa, terdapat dalam Staatblad (lembaran negara) No. 22 tahun 1834. Ketentuan-ketentuan pokoknya antara lain:
1.       Orang-orang Indonesia akan menyediakan sebagian dari tanah sawahnya untuk ditanami tanaman yang laku di pasar Eropa seperti kopi, teh, tebu, dan nila. Tanah yang diserahkan itu tidak lebih dari seperlima dari seluruh sawah desa.
2.       Bagian tanah yang disediakan sebanyak seperlima luas sawah itu bebas dari pajak.
3.       Pekerjaan untuk memelihara tanaman tersebut tidak boleh melebihi lamanya pekerjaan yang diperlukan untuk memelihara sawahnya sendiri.
4.       Bagian tanah yang disediakan untuk menanam tanaman dagangan dibebasakan dari pembayaran pajak tanah.
5.       Hasil dari tanaman tersebut diserahkan kepada Pemerintah Belanda dan ditimbang. Jika harganya ditaksir melebihi harga sewa tanah yang harus dibayar oleh rakyat, maka lebihnya tersebut akan dikembalikan kepada rakyat. Hal ini bertujuan untuk memacu para penanam supaya bertanam dan memajukan tanaman ekspor.
6.       Tanaman yang rusak akibat bencana alam, dan bukan akibat kemalasan atau kelalaian rakyat, maka akan ditangggung oleh pihak pememrintah.

7. Pelaksanaan tanam paksa diserahkan kepada pegawai-pegawai pribumi, dan pihak pegawai Eropa hanya sebagai pengawas.
·         Faktor Tanam Paksa
Faktor utama diberlakukannya sistem tanam paksa di Indonesia adalah adanya kesulitan keuangan yang dialami oleh Pemerintah Belanda. Pengeluaran Belanda digunakan untuk membiayai keperluan militer sebagai akibat Perang Belgia pada tahun 1830 di Negeri Belanda dan Perang Jawa atau Perang Diponegoro (1825-1830) di Indonesia. Perang Belgia berakhir dengan kemerdekaan Belgia (memisahkan diri dari Belanda) dan menyebabkan keuangan Belanda memburuk.
·         Manfaat tanam paksa
Tanam paksa bagi anak didik adalah cara berpikir Belanda dalam mengambil potensi yang ada dengan menghadirkan Negara.
·         Dampak Tanam Paksa
Melihat dampak tanam paksa yang dijalankan oleh Van den Bosch, maka pihak Belanda lah yang mendapatkan banyak keuntungan. Sejak tahun 1831 anggaran belanja kolonial Indonesia sudah seimbang, dan sesudah itu hutang-hutang lama VOC dilunaskan. Uang dalam jumlah yang sangat besar dikirim ke negeri Belanda, dari tahun 1831-1877 perbendaharaan Kerajaan Belanda telah menerima 832 juta gulden. Pendapatan-pendapatan ini membuat perekonomian dalam negeri Belanda stabil: hutang-hutang dilunasi, pajak-pajak diturunkan, kubu-kubu pertahanan, terusan-terusan, dan jalan-jalan kereta api negara dibangun, semuanya diperoleh dari keuntungan-keuntungan yang diperas dari desa-desa Jawa.
Akibat sistem tanam paksa ini bagi rakyat Indonesia ditunjukkan dengan kondisi yang berbeda dengan Belanda. Tenaga rakyat diperas dan tidak mendapakan imbalan yang setimpal. Rakyat mengalami berbagai penderitaan dan mendertita berbagai penyakit.
Segi positif bagi Indonesia yaitu rakyat Indonesia mengenal teknologi pertanian baru yaitu multicrops. Selain itu juga mulai mengenal tanaman dagang yang laku dipasaran ekspor Eropa.

7)      Budi Utomo Sebagai Pelopor Kebangkitan Nasional Indonesia
Budi Utomo didirikan pada tanggal 20 Mei 1908 atas inisiatif dari Dr Wahidin Sudirohusodo yang kemudian disambut oleh Soetomo dan rekan-rekannya di School Tot Opleiding van Indische arsten  (STOVIA) atau Sekolah Dokter Pribumi

·         Tujuan Budi Utomo
Berusaha sekuat tenaga dengan menempuh jalan yang sah supaya bangsa dan nusa Jawa dan Madura mendapat kemajuan yang harmonis dan memberikan bantuan kepada orang-orang yang mempunyai tujuan yang serupa dengan ini
·         Kongres I Budi Utomo di Yogyakarta (Oktober 1908)
-          Tidak mengadakan kegiatan politik.
-          Bidang utama adalah pendidikan dan kebudayaan.
-          Terbatas wilayah Jawa dan Madura.
-          Mengangkat R.T. Tirtokusumo yang menjabat sebagai Bupati Karanganyar sebagai ketua.

·         Aliansi Pendukung Sarekat Islam
-          sebagian tokoh-tokoh BU menganggap Islam sebagai halangan.
-          SI yang dahulu bernama SDI (Sarekat Dagang Islam) didirikan pada 16 Oktober 1905
-          Safrizal Rambe buku“Sarekat Islam, Pelopor Bangkitnya Nasionalisme Indonesia, 1905-1942″ SI justru memberikan kontribusi yang lebih besar dalam pergerakan nasional yang sejak lahirnya telah memperjuangkan emansipasi sosial politik masyarakat Indonesia.

·         Aliansi Pendukung Sarekat Islam
-          KH. Firdaus AN, (mantan Ketua Majelis Syuro Syarikat Islam)
-          Budi Utomo, bersifat Jawa-Madura sentris, sama sekali bukan kebangsaan
-          cenderung kooperatif dengan Belanda berakibat baik bagi para anggota Budi Utomo
-          Syarekat Dagang Islam yang lebih berasaskan kebangsaan
-          SDI > Non-kooperatif dengan Belanda

·         Pendukung Konggres Pemuda Sebagai Tonggak Kebangkitan Nasional
-          Syafi’i Ma’arif yang menegaskan bahwa BU dan Organisasai Kedaerahan  telah berjasa dengan caranya sendiri.
-          Sumpah Pemuda, semua gerakan kedaerahan, sekalipun dengan susah payah, akhirnya meleburkan diri dan bersepakat untuk mendeklarasikan trilogi (menyebut tumpah darah/tanah, bangsa, dan bahasa Indonesia.
-          Sumpah ini didukung oleh berbagai anak suku bangsa dan golongan
Ruh kebangkitan Nasional  adalah pendidikan oleh karena itu Budi Utomo ditetapkan sebagai tonggak kebangkitan nasional.
·         Militer
1.      Ada dinamika masa Hatta
2.      Ada dinamika politik Indonesia
3.      Suatu militer masuk dalam politik
4.      Kemudian keluar dalam perpolitikan
Militer Indonesia masih santun dibandingkan dengan negara-negara lain. Fungsi militer adalah menjaga keamanan.
Tidak ada parpol yang di hukum itu karena yang membuat orang-orang parpol.
Problem politik kita adalah seolah-olah merupakan Jakarta.
Contoh negara yang ptut di contoh adalah Cina. Dalam Dokumen Cina memuat Reformasi Kebudayaan, yangmana hal tersebut dapat dijadikan contoh dalam penerapan sistem politik maupun negara yang tidak carut-marut. Dalam  perkembangannya sejarah tidak be continue tapi terputus ditengah jalan.
·         Perkembangan dan sejarah partai politik
Awal kepartaian di Indonesia
-          Budi Utomo merupakan cikal bakal berdirinya partai politik di era pergerakan kemerdekaan Indonesia.
-          Akar pertama politik yaitu Indische Partij apad tanggal 15 September 1912 oleh tiga serangkai
-          Tiga rangkai yaitu Dowes Dekker, Tjipto Mangunkusumo dan Soewardi Mangunkusumo.
-          PK Poerwantana (Indische partai) merupakan partai politik pertama di Indonesia yang menjadi pelopor timbulnya organisasi-organisasi politik di zaman.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar